Surat untuk Gus Dur di Surga

Dari saya untuk yang mulia Presiden Abdurrahman Wahid

Indonesia negeri Amuk.. Makanya kosa kata itulah yg kita sumbangkan bagi perbendaharaan kosa kata bahasa Inggris (Amuck).

Jadi Amuk adalah persembahan Indonesia bagi dunia, selain orang utan tentunya. Sedih bener ya, kalau ternyata kelakuan kita juga sama mencerminkannya dengan kosa kata yg sudah kita sumbangkan bagi kamus bahasa internasional itu (mungkin biar terlihat konsisten)

Dulu ketika jaman Presiden Gus Dur kita bisa bangga sebagai bangsa yg kalau boleh dibilang berhasil mengekspor ide demokrasi dan pluralisme ke dunia internasional.

Perjalanan Gus Dur keliling dunia secara jelas menyisipkan pesan itu di setiap pertemuannya dengan kepala negara atau wakil civil society disana. Bisa kita tanya saksi2 yg masih hidup dan ikut perjalanan Presiden Wahid, bahwa pada masa itu kita bisa keluar negeri dengan kepala tegak karena kita bisa berkata bahwa: kami negara demokrasi, kebebasan agama warga negara dijamin secara penuh oleh pemerintah, keberagaman adalah kekuatan kami bukan justru jadi kelemahan, orang tidak perlu sembunyi2 untuk baca buku Marxisme karangan Romo Magnis, Orang Tiong Hoa bisa bebas mengekspresikan kebudayaannya tanpa harus ganti nama memakai nama yg sok Indonesia dll.

Memang Presiden Wahid tidak bisa menghentikan konflik horizontal seperti yg terjadi Aceh , Ambon dan Sampit secara cepat. Tapi ketika itu masyarakat mungkin bisa tenang karena percaya bahwa pemerintah yg berkuasa adalah pemerintah yg cinta akan pluralisme dan bersedia all out untuk merawat dan melindungi keberagaman Indonesia.

Gus Dur bukan Presiden yg hanya cuma bisa bilang prihatin ketika kekerasan atas nama agama sedang terjadi. Kita juga tidak akan menemukan seorang Menteri Agama yg dengan mudah menilai akidah warga negaranya dengan kata SESAT seperti yg dilakukan Surya Dharma Ali. Sekarang, Menteri Agama yg harusnya menjadi payung semua agama dan kepercayaan malah kerap membuat pernyataan provokasi yg dengan enteng mengatakan yg ini SESAT, yg itu KAFIR. Lain halnya dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia) yg dari dulu memang diisi orang2 (maaf) sinting yg anti pluralisme. Bagi mereka selain daging babi, Pluralisme juga barang yg HARAM.

Sekarang orang mengamuk karena membela Tuhan. Bagi saya apa yg mereka lakukan justru bentuk penghinaan terhadap Tuhan itu sendiri. Tuhan itu kan sesuatu yg absolut dan sempurna. Memang siapa kita, mau berkorban untuk membela – bela Tuhan yg jelas2 semua percaya sebagai zat yg paling sempurna. Gus Dur dengan tegas pernah mengatakan bahwa Tuhan TIDAK perlu dibela, karena Dialah yg maha sempurna.

Huff, kita rindu Gus Dur.. Saya beruntung pernah berinteraksi dengannya secara dekat, meskipun jauh dari kata sering.

Gus, maafkan para pemimpin dan sebagian masyarakat kita yg tetap enggan menjalankan apa yg Gus cita – citakan dan perjuangkan selama ini. Mungkin mereka tidak tahu atau bahkan tidak mau.

Gus, kalau sempat tolong bujuk Tuhan agar mau terus memberikan berkat dan kasih bagi seluruh warga bangsa kita siapapun dia, apapun agamanya, kepercayaannya,status sosial ekonominya, bahasanya, dan warna kulitnya..

Semoga Gus tenang di alam sana.

13 Responses to “Surat untuk Gus Dur di Surga”


  1. 1 wimar February 15, 2011 at 4:55 am

    tulisan bagus,penting dan harus dibaca. Boleh dipasang di PO ya? no pressure

  2. 3 Ridho February 15, 2011 at 7:28 am

    semoga Tuhan berkenan mendengar permintaan Gus Dur. amin

  3. 4 Muhamad Rahmat September 28, 2011 at 9:25 am

    saya juga rindu dengan seorang tokoh pluralisme seperti Gus Dur. 🙂

  4. 6 afsoh January 13, 2012 at 11:21 pm

    Cuplikan’a kerren…jarang ad orng yg bisa mngarah smpe sana…top dech

  5. 8 narimo sukiman April 6, 2012 at 2:00 pm

    terimakasih ternyata masih banyak orang yang menginginkan kedamaian dengan perbedaan….gus durmu..gus dur kita…!

  6. 10 lea November 25, 2013 at 10:49 pm

    Baru baca tulisan ini sekarang..
    Gus Dur memang paket lengkap yang sulit utk ditemukan kembali.

  7. 11 lea November 25, 2013 at 11:01 pm

    Izin share ya kak…….

  8. 13 fatmyfirdaus February 7, 2014 at 9:38 am

    Bagus banget


Leave a comment




"I'm the master of my faith, I'm the captain of my soul" - President Mandela

Budi Adiputro

Flickr Orang Biasa